Senin, 11 April 2011

MESIN ASYNKRON ATAU MOTOR TAK SEREMPAK

Hmm.. Setelah bingung mencari materi apa yang ingin di postingkan, akhirnya saya menemukan materi ini. karena situasi ayng sedang sibuk berbarengan dengan tugas kuliah yang menumpuk, maka hanya ini yang dapat saya postingkan. Semoga bermanfaat.

Motor tidak serempak dibedakan menjadi dua jenis. Yaitu :
1.      Motor iduksi  1 phase.
2.      Motor induksi 3 phase.




Ditinjau dari rotor yang digunakan adalah :
1.      Rotor lilit.
a.       Motor jenis ini sering disebut dengan motor cincin serat. Rotor jenis ini digunakan pada motor induksi 3 phase yang berdaya besar.
2.      Rotor sangkar.
a.       Motor jenis ini sering disebut dengan motor hubung singkat. Rotor ini digunakan pada motor induksi 1 phase yang berdaya kecil.
Motor induksi 3 fase memiliki beberapa bagian. Diantaranya adalah :
1.      Inti stator. Pada permukaan inti stator terdapat alur-alur stator tempat untuk meletakkan lilitan stator. Inti stator terbuat dari bahan feromagnetik yang berlapis-lapis.
2.      Lilitan stator. Lilitan stator ini merupakan tempat untuk menghasilkan garis gaya magnet atau fluk magnet. Sehingga diperoleh medan magnet putar.
3.      Rotor sangkar. Terdiri dari sejumlah batang yang dihubungkan sedemikian rupa dengan duabuah gelang, sehingga menyerupai suatu sangkar. Batang dipasang secara aksial atau agak miring dan pada ujung-ujungnya diikat dengan sebuah gelang.
4.      Rotor lilit. Pada permukaannya terdapat lilitan rotor.
Secara umum, jumlah putaran medan magnet stator sering disebut dengan putaran sinkron (putaran serempak) dapat ditentukan dengan rumus :

Dengan keterangan :
            N : Jumlah putaran sinkron medan magnet stator (RPM).
            p : Jumlah pasang kutub.
            f : frekwensi sumber (Hz).
Sedangkan untuk menghitung besarnya slip yang dialami oleh motor adalah :


Dengan keterangan :
            S : Slip
            Ns : Jumlah putaran pada stator.
            Nr : Jumlah putaran pada rotor.
Untuk menghitung besarnya arus yang mengalir pada lilitan rotor adalah :



Dengan keterangan :
            Err : GGL induksi lilitan rotor saat jalan perfase.
            S : Slip.
            Rr: Tahanan lilitan rotor perfase.
            Ir : Arus lilitan rotor perfase.
            Xr0 : Reaktansi lilitan rotor.
Sedangkan untuk menghitung rugi-rugi pada lilitan (P2Cu) adalah :

Dengan keterangan :
            P2cu : Rugipada lilitan.
            Ir : Arus yang mengalir pada lilitan rotor perfase.
            Rr : Tahanan lilitan rotor per fasa.
Sedangkan untuk menghitung daya keluran rotor adalah :

Dengan keterangan :
P2 : Daya keluaran pada motor.
Ir : Arus pada lilitan rotor.
Rr : Tahanan lilitan rotor perfasa.
S : Slip.
Sedangkan untuk menghitung daya masukan pada motor :

Atau untuk daya 3 phase

Dengan keterangan :
P1 : Daya masukan motor.
Vs : Tegangan sumber perphase.
Is : Arus pada lilitan stator.
 
Untuk menghitung daya pada celah udara adalah :


Dari ketiga persamaan untuk menghitung daya pada celah udara, maka didapat :

Dengan keterangan :
S : Slip.
Ir : Arus pada rotor.
Rr : Tahanan lilitan rotor perphase.
Er0 : GGL induksi pada lilitan rotor saat diam.
Zrr : Impedansi lilitan rotor.
P12 : Daya pada celah udara.
Untuk menghitung daya pada rotor :

Dengan keterangan :
P2 : Daya pada rotor.
S : Slip.
Ns : Jumlah putaran pada stator.
Nr : Jumlah putaran pada rotor.
P12 : Daya pada celah udara.
P2Cu : Rugi inti tembaga perphase.

Untuk menghitung efisiensi pada motor adalah :

Dengan keterangan :
           
P12 : Daya pada celah udara.
P1Cu : Rugi tembaga pada stator.

Untuk menghitung torsi pada motor, dapat menggunakan rumus berikut ini :

Dengan keterangan :
To : Torsi keluaran pada motor.
Po : Daya keluaran pada motor.
π : 3,14
N : Jumlah putaran dalam RPM.
Untuk memprediksi besarnya torsi terhadap perubahan teganan dapat dihitung melalui rumus :

Dengan keterangan :
Tmax 1 : Torsi maksimal pada tegangan sebelum diubah.
Tmax 2 : Torsi maksimal setelah ada perubahan tegangan
V1 : Tegangan pada saat torsi maksimal sebelum ada perubahan tegangan.
V2 : Tegangan pada saat torsi maksimal setelah ada perubahan tegangan.


SELAMAT BELAJAR, JANGAN TAKUT UNTUK MENCOBA...


JANGAN TAKUT SALAH KARENA DENGAN CEPAT SALAH AKAN MEMPERCEPAT ANDA MENUJU KEBENARAN (MARIO TEGUH...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar